fadilah pergaulan baik


                                fadilah pergaulan baik
·         Fadilah berbakti kepada kedua orang tua.
1.  Allah Ta’ala berfirman:
﴿ ۞وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنًاۚ إِمَّا يَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفّٖ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلٗا كَرِيمٗا ٢٣ وَٱخۡفِضۡ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحۡمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرٗا ٢٤ رَّبُّكُمۡ أَعۡلَمُ بِمَا فِي نُفُوسِكُمۡۚ إِن تَكُونُواْ صَٰلِحِينَ فَإِنَّهُۥ كَانَ لِلۡأَوَّٰبِينَ غَفُورٗا ٢٥ ﴾ [الاسراء: ٢٣،  ٢٥] 
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat." (Q.S. Al Israa: 23-25 ).



2.    Hadis Nabi :
عن عبد اللَّه بن مسعود t قال : سألت النبي r أي العمل أحب إلى اللَّه ؟ قال: (( الصلاة على وقتها )) قلت : ثم أي ؟ قال : (( بر الوالدين )) قلت : ثم أي ؟ قال : (( الجهاد في سبيل اللَّه )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abdullah bin Mas’ud r.a., ia berkata: “Aku bertanya kepada Nabi, apa amalan yang paling dicintai Allah?”, ia bersabda: “Shalat tepat pada waktunya”, aku berkata: “Kemudian apa lagi ?”, ia bersabda: “Berbakti kepada kedua orang tua”, aku berkata : “Kemudian apa lagi ?”, ia bersabda: “Berjihad fi sabilillah”. Muttafaq ’alaih. [1]

  • Fadilah memperlakukan kedua orang tua dengan baik.
عن أبي هريرة t قال : جاء رجل إلى رَسُول اللَّهِ r فقال : يا رَسُول اللَّه ! من أحق الناس بحسن صحابتي ؟ قال : (( أمك )) قال: ثم من ؟ قال: (( أمك )) قال: ثم من ؟ قال: (( أمك )) قال: ثم من؟ قال: (( أبوك )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abu Huraira r.a., ia berkata: “Seorang lelaki datang kepada Rasulullah SAW, ia berkata: “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berhak berbakti kepadanya?”, ia bersabda:  “Ibumu”, ia berkata: “Kemudian siapa lagi?”, ia bersabda: “Ibumu”, ia berkata: “Kemudian siapa lagi?”, ia bersabda: “Ibumu”, ia berkata: “Kemudian siapa lagi?”, ia bersabda: “Bapakmu”. Muttafaq ’alaih.  [2]

  • Fadilah Silaturrahim.
1.    Hadis Nabi :
عن أنس t أن رَسُول اللَّهِ r قال : (( من أحب أن يبسط له في رزقه ، وينسأ له في أثره ، فليصل رحمه)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Anas r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang ingin dibentangkan rezkinya, dipanjangkan umurnya maka hubungkanlah silaturrahim”. Muttafaq ’alaih. [3]

2.        Hadis Nabi :
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي r قال : (( إن الرحم شجنة من الرحمن فقال الله : من وصلك وصلته ، ومن قطعك قطعته )) متفق عليه .
Dari Abu Huraira r.a., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Kekerabatan adalah berasal dari Ar-Rahman, maka Allah berfirman: “Barang siapa yang menyambungmu, Aku menyambungnya, dan barang siapa yang memutuskanmu, niscaya Aku memutuskannya”. Muttafaq alaih . [4]

3.    Hadis Nabi :
عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما عن النبي r قال : (( ليس الواصل بالمكافئ ، ولكن الواصل الذي إذا قطعت رحمه وصلها )) رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
Dari Abdullah bin Amru r.a., ia berkata: “Nabi SAW bersabda: “Bukanlah (dinamakan) orang yang menghubungkan silaturrahim karena sekedar membalas tetapi orang yang menghubungkan silaturrahim adalah orang yang menghubungkannya terhadap orang yang memutuskan”. HR. Bukhari. [5]

  • Fadilah memperlakukan anak-anak serta mendidik mereka dengan baik.
1.    Hadis Nabi :
عن عائشة t قالت : دخلت عليَّ امرأة ومعها ابنتان لها تسأل فلم تجد عندي شيئاً غير تمرة واحدة فأعطيتها إياها ، فقسمتها بين ابنتيها ولم تأكل منها ، ثم قامت فخرجت ، فدخل النبي r علينا فأخبرته . فقال : (( من ابتلي من هذه البنات بشيء فأحسن إليهن كن له ستراً من النار )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari `Aisyah r.a., ia berkata: “Seorang ibu bersama dua orang anak wanitanya masuk ke rumahku mengemis, sedangkan aku tidak mempunyai sesuatu kecuali sebiji kurma, lalu aku berikan kepadanya, si ibu membagi kurma tersebut menjadi dua dan diberikan kepada anaknya, dan dia tidak ikut makan, kemudian dia berdiri dan pergi, lalu Rasulullah SAW masuk ke rumah dan aku memberitahu beliau, Ia bersabda: " Siapa diberi cobaan dengan anak-anak wanita, lalu ia tetap berbuat baik kepada mereka, nanti mereka akan menghalanginya dari neraka”.  Muttafaq ’alaih . [6]

2.    Hadis Nabi :
عن أسامة بن زيد رضي الله عنهما قال : كان رسول الله r يأخذني فيقعدني على فخذه ، ويقعد الحسن على فخذه الآخر ثم يضمهما ، ثم يقول : (( اللهم ارحمهما فإني أرحمهما )) أخرجه البخاري .
Dari Usamah bin Zaid r.a., ia berkata: “Rasulullah SAW pernah mengambilku lalu meletakkanku di pahanya dan meletakkan Hasan di pahanya yang lain, kemudian memeluk kami berdua seraya berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku menyayangi mereka berdua maka sayangilah mereka ". H.R. Bukhari [7].

·  Fadilah Mengasuh Anak Yatim.
عن سهل بن سعد t قال : قال رَسُول اللَّهِ r : (( أنا وكافل اليتيم في الجنة هكذا )) وأشار بالسبابة والوسطى وفرج بينهما. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
Dari Sahal bin Sa`ad r.a., ia berkata: “Rasulullah SAW  bersabda: “Aku dan orang yang mengasuh anak yatim di surga seperti ini,” beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengah serta merenggangkan antara keduanya”. HR. Bukhari . [8]

·  Fadilah menjalin hubungan baik dengan teman-teman orang tua.
عن ابن عمر t أن النبي r قال: (( إن من أبر البر صلة الرجل أهل ود أبيه بعد أن يولي )) أخرجه مسلم
Dari Ibnu Umar r.a., bahwa Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya perbuatan baik yang utama adalah seorang lelaki menyambung hubungan baik pada teman dekat bapaknya setelah bapaknya meninggal ”. H.R. Muslim . [9]


·  Fadhilah mencari rezki untuk para janda dan orang miskin.
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي r قال : (( الساعي على الأرملة والمسكين كالمجاهد في سبيل الله أو القائم الليل الصائم النهار )) متفق عليه .
Dari Abu Huraira r.a., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang mencari rejeki untuk para janda dan orang miskin seperti orang yang berjihad fisabilillah, atau orang yang tahajud sepenuh malam, berpuasa di siang hari ". Muttafaq ‘alaih . [10]

·  Fadilah Mendidik Anak Perempuan.
وعن أنس t عن النبي r قال : (( من عال جاريتين حتى تبلغا جاء يوم القيامة أنا وهو كهاتين )) وضم أصابعه . رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Anas r.a., dari Nabi SAW, Ia bersabda: " Siapa yang memberi nafkah dua anak wanita hingga berumur baligh, dia akan datang di hari kiamat, aku dan dia seperti ini  (Beliau merapatkan jemarinya)” . HR. Muslim . [11]

·  Fadilah Hubungan Baik dengan Tetangga.
1.    Allah Ta’ala berfirman:
﴿ ۞وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡ‍ٔٗاۖ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنٗا وَبِذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱلۡجَارِ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡجَارِ ٱلۡجُنُبِ ....... ﴾ [النساء : ٣٦] 
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh" (Q.S. An Nisaa: 36 ).
    1. hadist Nabi :
عن عائشة t قالت : قال رَسُول اللَّهِ r : (( ما زال جبريل يوصيني بالجار حتى ظننت أنه سيورثه )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari `Aisyah r.a., mereka berkata: “Rasulullah SAW  bersabda: “Jibril selalu berpesan kepadaku terhadap tetangga hingga aku menduga bahwa tetangga akan berhak mendapat warisan”. Muttafaq ’alaih. [12]

3.    Hadis Nabi :
عن أبي هريرة t أن النبي r قال : (( والله لا يؤمن ، والله لا يؤمن ، والله لا يؤمن ! )) قيل : من يا رَسُول اللَّهِ ! قال : (( الذي لا يأمن جاره بوائقه )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abu Hurairah r.a. Nabi SAW bersabda: “Demi Allah belumlah beriman, demi Allah belumlah beriman”, ada yang berkata: “Siapa wahai Rasulullah ?”, ia bersabda: “Yang tidak merasa tenang tetangganya dari gangguannya”. H.R. Bukhari . [13]

4.    Hadis Nabi :
عن أنس بن مالك t عن النبي r قال: ( لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه أو قال لجاره ما يحب لنفسه ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Anas r.a., dari Nabi SAW, Ia bersabda: “tidak sempurna iman seorang d iantara kalian, hingga ia mencintai untuk saudaranya ( dalam riwayat lain tetangganya ) apa yang ia cintai untuk dirinya.” Muttafaq ’alaih. [14]

Fadhilah menyanyangi sesama.
عن جرير بن عبد اللَّه t قال: قال رَسُول اللَّهِ r: ((لا يرحمه اللَّه من لا يرحم الناس)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Jarir bin Abdullah t, ia berkata: “Rasulullah r bersabda: “Barangsiapa yang tidak menyangi  manusia, maka Allah tidak akan menyanginya.” Muttafaq ’alaih .[15]



·         Fadhilah berbuat baik kepada kerabat yang bukan muslim selama mereka tidak mengganggu umat Islam.
Allah I berfirman:
﴿ لَّا يَنۡهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ لَمۡ يُقَٰتِلُوكُمۡ فِي ٱلدِّينِ وَلَمۡ يُخۡرِجُوكُم مِّن دِيَٰرِكُمۡ أَن تَبَرُّوهُمۡ وَتُقۡسِطُوٓاْ إِلَيۡهِمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُقۡسِطِينَ ٨ ﴾ [الممتحنة : ٨] 
"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil". (Q.S. Al Mumtahanah: 8) .
Hadist Nabi r:
عن أسماء بنت أبي بكر الصديق t قالت: قدمت علي أمي -وهي مشركة- في عهد رَسُول اللَّهِ r فاستفتيت رَسُول اللَّهِ r قلت: قدمت علي أمي وهي راغبة أفأصل أمي؟ قال: ((نعم، صلي أمك)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Asma` binti Abu Bakar Shidiq t, ia berkata : “Ibuku mendatangiku sementara dia masih musyrik pada masa Rasulullah r, lalu aku bertanya kepada Rasulullah dan berkata: “Ibuku mendatangiku dan dia mengharapkan sesuatu, apakah aku boleh menyambung ikatan kekeluargaan dengan ibuku?”, beliau bersabda: “Ya, sambunglah ikatan kekeluargaan dengan ibumu”. Muttafaq ’alaih. [16]

·         Fadhilah menyayangi dan mengayomi umat Islam.
وعن النعمان بن بشير t قال: قال رَسُول اللَّهِ r: ((مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعاطفهم مثل الجسد، إذا اشتكى منه عضو تداعى سائر الجسد بالسهر والحمى)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Nu`man bin Basyir  t Ia berkata: “Rasulullah r bersabda: “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam saling cinta, kasih sayang, dan solidaritas diantara mereka, seperti satu tubuh, bila salah satu anggota tubuh merasa sakit, seluruh bagian tubuh ikut merasakan tidak bisa tidur dan meriang .” Muttafaq ’alaih . [17]

·         Fadhilah berakhlak baik terhadap wanita dan pembantu.
1.        Hadist Nabi r:
عن أبي هريرة t قال: قال رَسُول اللَّهِ r: ((استوصوا بالنساء خيراً؛ فإن المرأة خلقت من ضلع، وإن أعوج ما في الضلع أعلاه، فإن ذهبت تقيمه كسرته، وإن تركته لم يزل أعوج، فاستوصوا بالنساء)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abu Huraira t, Ia berkata: “Rasulullah rbersabda: “Berikanlah nasehat wanita dengan cara yang baik, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah di bagian yang paling atas, jika engkau memaksa meluruskan tulang tersebut, dia akan patah, dan jika engkau biarkan, dia akan selalu bengkok, karena itu nasehatilah wanita dengan cara yang baik.” Muttafaq ’alaih.  [18]
2.        Hadist Nabi r:
عن أنس t قال: خدمت رَسُول اللَّهِ r عشر سنين، فما قال لي قط ((أف)) ولا قال لشيء فعلته: ((لم فعلته ؟)) ولا لشيء لم أفعله: ((ألا فعلت كذا؟!)) . مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari Anas t, Ia berkata: “Aku telah melayani Rasulullah r selama sepuluh tahun, tidak pernah beliau berkata kepadaku: “ah” dan tidak pernah mengatakan terhadap sesuatu yang telah aku kerjakan: “Kenapa engkau lakukan?" Dan tidak pula terhadap sesuatu yang tidak aku lakukan: “Kenapa engkau tidak melakukan hal ini?. Muttafaq ’alaih. [19]

·         Fadhilah menjadi pemimpin yang baik.
  1. Hadist Nabi r:
عن ابن عمر t قال سمعت رَسُول اللَّهِ r يقول: ((كلكم راع، وكلكم مسؤول عن رعيته: الإمام راع ومسؤول عن رعيته، والرجل راع في أهله، ومسؤول عن رعيته، والمرأة راعية في بيت زوجها، ومسؤولة عن رعيتها ، والخادم راع في مال سيده، ومسؤول عن رعيته ؛ فكلكم راع ومسؤول عن رعيته)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Ibnu Umar t, ia berkata: “Aku mendegar Rasulullah r bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta pertanggung jawabannya terhadap orang yang dipimpinnya, seorang kepala negara adalah pemimpin dan ia akan diminta pertanggung jawabannya terhadap orang yang dipimpinnya,  seorang lelaki adalah pemimpin dalam rumah tangganya dan ia akan diminta pertanggung jawabannya terhadap orang yang dipimpinnya, seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan dan dia akan diminta pertanggung jawabannya terhadap orang yang dipimpinnya, seorang pembantu adalah pemimpin di rumah tuannya dan ia akan diminta pertanggung  jawabannya terhadap apa yang dipimpinnya, dan “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta pertanggung jawabannya terhadap orang yang dipimpinnya”. Muttafaq ’alaih. [20]
  1. Hadist Nabi r:
عن معقل بن يسار t قال: سمعت رَسُول اللَّهِ r يقول: (ما من عبد يسترعيه اللَّه رعية؛ يموت يوم يموت وهو غاش لرعيته؛ إلا حرم اللَّه عليه الجنة) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari Ma’qil bin Yasar t, ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah r  bersabda: “Tidaklah seorang hamba diberikan oleh Allah suatu jabatan public (jabatan mengurusi urusan rakyat) sementara pada  hari wafatnya ia menipu rakyatnya sungguh Allah haramkan surga baginya”. Muttafaq ’alaih. [21]

·         Fadhilah bergaul baik sesama muslim, menunaikan hajatnya, melapangkan kesusahannya dan menutupi aibnya.
1.    Hadist Nabi r:
عن ابن عمر t أن رَسُول اللَّهِ r قال: ((المسلم أخو المسلم: لا يظلمه ولا يسلمه، من كان في حاجة أخيه كان اللَّه في حاجته، ومن فرج عن مسلم كربة فرج اللَّه عنه بها كربة من كرب يوم القيامة، ومن ستر مسلماً ستره اللَّه يوم القيامة)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Ibnu Umar t, bahwa Rasulullah r bersabda: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, maka janganlah dia menganiaya saudaranya, dan menyerahkannya kepada musuh, barangsiapa yang memenuhi hajat saudaranya, maka Allah  memenuhi hajat orang tersebut, dan barangsiapa yang melepaskan seorang muslim dari suatu kesulitan, maka Allah melepaskan dirinya dari kesulitan di hari kiamat orang tersebut, dan siapa yang menutup kesalahan seorang muslim, Allah menutup di hari kiamat kesalahan orang tersebut". Muttafaq ’alaih. [22]
2.    Hadist Nabi r:
عن أبي سعيد الخدري t قال: بينما نحن في سفر مع النبي r إذ جاء رجل على راحلة له، فجعل يصرف بصره يميناً وشمالاً. فقال رَسُول اللَّهِ r: (من كان معه فضل ظهر؛ فليعد به على من لا ظهر له، وما كان له فضل من زاد؛ فليعد به على من لا زاد له ) فذكر من أصناف المال ما ذكر حتى رأينا أنه لا حق لأحد منا في فضل. رَوَاهُ مُسلِمٌ.
Dari Abu Said Al Khudri t, ia berkata: “Ketika kami bersama Rasulullah r dalam sebuah perjalanan seketika datang seorang lelaki menunggangi untanya, lalu ia menoleh ke kanan dan ke kiri (mencari sesuatu yang bisa menganjal perutnya) maka Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam  bersabda: “Siapa yang mempunyai kelebihan tunggangan maka sedekahkanlah kepada orang yang tidak mempunyai tunggangan, dan siapa yang mempunyai kelebihan perbekalan (makanan) maka sedekahkanlah kepada orang yang tidak mempunyai perbekalan”, lalu beliau menyebut beberapa jenis harta sehingga kami menyakini bahwa seseorang  tidak berhak terhadap harta yang lebih (dari kebutuhannya). HR. Muslim. [23]



[1] . Muttafaq ‘alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 527, ini adalah lafadznya dan  Muslim no hadist: 85.
[2] . Muttafaq ‘alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 5971, ini adalah lafadznya dan  Muslim no hadist: 2548.
[3] . Muttafaq ‘alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 5986, ini adalah lafadznya  dan  Muslim no hadist: 2557.
[4] . Muttafaq ‘alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 5988, ini adalah lafadznya  dan  Muslim no hadist: 2554.
[5] . Diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 5991.
[6] . Muttafaq ‘alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 5995, ini adalah lafadznya dan  Muslim no hadist: 2629.
[7] . Diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 6003.
[8] . Diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 5304, ini adalah lafadznya. Dan Muslim no hadist: 2983
[9] . diriwayatkan oleh Muslim no hadist: 2552.
[10] . Muttafaq ‘alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 5353, ini adalah lafadznya  dan  Muslim no hadist: 2982.
[11] . diriwayatkan oleh Muslim no hadist: 2631.
[12] . Muttafaq ‘alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 6014, ini adalah lafadznya dan  Muslim no hadist: 2624.
[13] . Diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 6016.
[14] . Muttafaq ‘alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 13 dan  Muslim no hadist: 45, ini adalah lafadznya
[15] . muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :13 dan  Muslim no hadist: 45.
[16] . muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :2620 dan  Muslim no hadist: 1003.
[17] . muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :6011 dan  Muslim no hadist: 2586.
[18] . muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :6011 dan  Muslim no hadist: 2586.
[19] . muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :6038 dan  Muslim no hadist: 2309.
[20] . muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :893 dan  Muslim no hadist: 1829.
[21] . muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :7150 dan  Muslim no hadist: 142.
[22] . muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :2442 dan  Muslim no hadist: 2580.
[23] . diriwayatkan oleh Muslim no hadist: 1728.

Tidak ada komentar