TARBIYAH FARDIYAH


TARBIYAH FARDIYAH


TUJUAN INSTRUKSIONAL


Setelah mendapatkan materi ini peserta mampu :
  1. Berusaha memahami konsep-konsep da’wah fardi
  2. Memahami fungsi Tarbiyah Fardiyah
  3. Memahami tahapan-tahapan da’wah fardiyah dengan baik
  4. Mampu melakukan Tarbiyah Fardiyah

TITIK TEKAN MATERI


Pokok-pokok pikiran dan titik tekan materi yang harus disampaikan adalah pada era jahriyah jamahiriyah sekarang ini, dimana sudah menyentuh seluruh lapisan masyarakat sangat diperlukan pendekatan sosial yang tinggi yang diikuti tentunya dengan kontak person untuk dapat dilibatkan dalam membantu memecahkan masalah umat itu sendiri.
Eklusifisme dan mengisolasi gerakan da’wah sendirian justru akan mengancam laju perjalanan da’wah itu sendiri.

POKOK - POKOK MATERI


  1. Urgensi da’wah fardiyah di era jahriyah jamahiriyah
  2. Pengertian da’wah fardiyah
  3. Kondisi – kondisi da’wah fardiyah
  4. Faktor sukses dan hambatan da’wah fardiyah, psikologis dan komunikasi
  5. Tahapan – tahapan da’wah fardiyah
    1. Ta’aruf
    2. Taqarrub
    3. Ikhtiyar
    4. Menyampaikan fikrah
  6. Tarbiyah fardiyah

Urgensi da’wah fardiyah di era jahriyah jamahiriyah

 

Realitas kondisi umat saat ini menjadikan data yang menguatkan bahwa banyak diantara kaum muslim saat ini hanya sebagian kecil yang mengakui dalam hatinya dan menjalankan dengan sebenar-benarnya syariat Islam. Tak heran bila kita temui seorang Islam yang KTP (mengaku beragama Islam sesuai kartu tanda penduduk), dia merasa sebagai salah satu umat Islam namun kenyataannya ia jarang sekali melaksanakan syariatnya. Namun ada pula yang tidak menjalankannya sama sekali. Ironis memang, di saat gema kebangkitan Islam dikumandangkan ternyata masih banyak mereka yang tidak peduli sama sekali.


Jika kita perhatikan kondisi umat Islam saat ini maka ada beberapa faktor penyebabnya yaitu ;
  1. Adanya keterbatasan pemahaman tentang Islam
  2. Adanya kelemahan komitmen akan aktivitas da’wah
  3. Merebaknya aksi perang pemikiran (Ghazwul Fikr) oleh imprelisme barat
  4. Munculnya pandangan ekstrim terhadap Islam
  5. Lemahnya pengawasan pemerintah terhadap aktivitas gerakan pemurtadan, perusakan moral dan sosial
  6. Kehidupan ekonomi yang menurun sehingga menambah jumlah warga miskin,dll

Dengan demikian hendaknya ada diantara kita yang peduli akan kondisi umat saat ini. Akankah kita biarkan ummat yang mengalami kebodohan ? Mungkinkah hati kecil kita tak terketuk oleh situasi dan kondisi ummat Islam yang terasing dari agamanya, tak tahu keislamannya, hancur oleh kebiadaban musuh – musuh Islam yang memang telah digariskan bahwa mereka tak akan senang apabila Islam mengalami kejayaan ? Apakah umat Islam saat ini telah kembali kepada kejahiliyahan seperti umat terdahulu ?

Oleh sebab itu untuk mencegah meluasnya nilai negatif tersebut, Dakwah ilallah-lah sebagai salah satu jalannya. Sebab dengan da’wah kita dapat merubah cara pandang umat Islam, mengubah realitas kehidupan mereka dari keterbatasan pemahaman, kemiskinan, kelemahan untuk kembali menjadi umat yang jaya, yang memiliki pemahaman yang sempurna, murni, dan memiliki kekuatan seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah. Da’wah ilallah mengajak setiap manusia untuk senantiasa mengingat Allah dan Rasulnya, senantiasa produktif dalam bekerja, dan mampu menangkal pemikiran negatif sebagai dampak dari ghazwul fikr sehingga terwujudnya khilafah Islamiyah dimuka bumi.

“ Mencegah lebih baik dari mengobati “ begitulah pepatah mengatakan. Keberhasilan da’wah diawali dengan terbentuknya personil-personil yang tangguh, komitmen terhadap Islam. Dengan pendekatan antar personil (da’wah fardiyah) diharapkan akan mempercepat proses pemulihan. Da’wah fardiyah adalah salah satu cara atau teknik berda’wah.

Definisi Da’wah


Da’wah adalah aktifitas manusia yang menyeru kepada hidayah Allah SWT, amar ma’ruf nahi munkar. Sebagai subyek maupun objek da’wah ialah manusia.

Pengertian da’wah menurut istilah diantaranya yang dikatakan oleh :
  1. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Da’wah ialah mengajak seseorang agar berimman kepada Allah dan kepada apa yang dibawakan oleh Nabi dan Rasul-Nya dengan cara membenarkan apa yang mereka beritakan dan mengikuti apa yang mereka perintahkan.
  1. Syaikh Muhamad Ash Shawwaf
Da’wah ialah risalah langit yang diturunkan ke bumi berupa hidayah Sang Khalik kepada makhluk, yakni dien dan jalan-Nya yang lurus yang sengaja dipilih-Nya dan dijadikan sebagai jalan satu-satunya untuk bisa selamat kembali kepada-Nya.
  1. Drs. Muhammad Al-Wakil
Da’wah ialah mengumpulkan manusia dalam kebaikan dan menunjukkan mereka jalan yang benar dengan cara amar ma’ruf nahi munkar.
  1. Fathi Yakan
Da’wah ialah penghancur dan pembinaan. Penghancuran jahiliyah dengan segala macam dan bentuknya, baik pola pikir, moral, perundang – undangan ataupun hukum. Setelah itu pembinaan masyarakat Islam dengan landasan pijak keislaman, baik dalam wujud dan kandungannya, dalam bentuk dan isinya, dalam perundang-undangan dan ccara hidup, maupun dalam segi persepsi keyakinan terhadap alam, manusia, dan kehidupan.
  1. Dr. Taufiq Al – Wa’I
Da’wah ialah mengumpulkan manusia dalam kebaikan, menunjukkan mereka jalan yang benar dengan cara merealisasikan manhaj Allah di bumi dalam ucapan dan amalan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, membimbing mereka kepada shirathal mustaqim dan bersabar menghadapi ujian yang menghadang di perjalanan.

Dapat disimpulkan bahwa da’wah ialah bukan terbatas pada penjelasan dan penyampaian semata, namun juga menyentuh pada pembinaan dan pembentukan pribadi, keluarga, dan masyarakat.

4 Unsur Da’wah, menurut Dr. Zaid Abdul Karim az Zaid :



Definisi sederhana tentang Da’wah Fardiyah adalah :
Konsentrasi dengan da’wah atau berbicara dengan mad’u secara tatap muka atau dengan kelompok kecil dari manusia yang mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat khusus.

Pernahkah Anda melihat salah satu anggota keluarga Anda yang tidur ? tentu sering !
Jika kebakaran melanda, Anda akan coba membangunkannya, bukan ?

Itulah gambaran sederhana aktivitas setiap Muslim sebenarnya, tak lain adalah membangunkan anggota ‘keluarga’ yang lain untuk bersama – sama menegakkan syariat Islam di muka bumi.
Jika Anda telah melihat kemungkaran terjadi, akankah kita biarkan berlarut dan men’tumor’ ?
Usaha apakah yang telah Anda lakukan untuk meminimalisir kemudian memusnahkannya ?
Atau, paling tidak, mungkinkah Anda membiarkan saudara Anda atau anggota keluarga Anda terbakar begitu saja tanpa adanya usaha Anda untuk membangunkannya ?
Karenanya membangunkan sebelum memperingatkan mereka adalah sangat penting. Adakalanya mereka yang tidur terlalu nyenyak , tak mau diganggu. Tetapi adapula yang dalam tidurnya tetap terjaga dan dibuktikan dengan usahanya menyelamatkan diri dari api, itulah bukti kebenaran pendapatnya.

Rasulullah telah melakukan proses itu, membangunkan, memberitakan, dan memperingatkan dalam da’wahnya. Namun pukulan, ancaman datang bertubi-tubi, tetapi Rasulullah tetap tegar, Istiqamah, sabar mengahadapi cobaan itu. Apa jadinya jika Rasulullah berputus asa ? Tentu Islam itu (mungkin) tak ada di hati kita.
Imam Syahid Hasan Al Banna mengatakan ,”Jadilah kalian seperti pohon diantara manusia. Mereka melemparinya dengan batu, tetapi ia membalasnya dengan buah.”


Karakteristik Da’wah Fardiyah

1.      Adanya mukhathabah (perbincangan) dan muwajahah (tatap muka) dengan mad’u secara dekat dan intens, dengan cara ini muncul himmah (kemauan) dan keaktifan.
  1. Istimrariyah yaitu terjaganya kelanjutan da’wah baik dikala sulit dan sempit.
  2. Kontinyu yaitu kondisi yang berlanjut dapat dilakukan setiap saat tanpa menunggu momen tertentu.
  3. Mudah, bisa dilakukan siapapun, tak banyak menyita energi dan peralatan serta tak memerlukan keterampilan khusus. Hanya kesungguhan, pemikiran yang tertata, dan cara dialog yang baik.
  4. Aman. Bisa terhindar dan tertutupi dari pandangan manusia terutama musuh, sekaligus menjaga diri dari sifat riya’ dan sum’ah disamping menjaga keamanan.
  5. Menghasilkan asas-asas dan pilar- pilar amal. Hal ini dikarenakan intensnya interaksi dengan mad’u.
  6. Membantu proses pengembangan diri, potensi dan bakat yang terpendam.
  7. Dapat merealisasikan tarabuth (keterikatan yang erat) dan ta’awun (saling kerjasama) antar da’I dan mad’u.
  8. Da’I dapat menggali pengalaman dan pembiasaan beraktivitas dakwah.
  9. Mendorong pelakunya untuk menambah bekal dan pengalaman untuk kemapanan operasional.
  10. Mengarahkan da’I untuk bermujahadah, karena tuntutan sebagai uswah dan qudwah bagi mad’u.
  11. Merupakan kesempatan konsultasi bagi mad’u berkenaan dengan keislamannya. Hal ini terjadi apabila tarabuth dan takwin terwujud sempurna.

Faktor penghambat atau kelemahan dalam Da’wah Fardiyah


1.      Banyak membutuhkan tenaga personil da’I yang kompeten. Jumlah da’I yang siap terjun ke medan da’wah terbatas namun jumlah yang siap menerima seruan da’wah ini banyak.
Solusinya dengan membentuk dan menyiapkan kelompok besar para da’I dan memberikan pemahaman medan da’wah.
2.      Pada kondisi tertentu jumlah mad’u yang mau sedikit.
Solusinya jumlah anggota tidak menentukan melainkan nau’iyah atau kualitas, jadi tingkatkan kualitas pertemuan.
3.      Seorang mad’u karena kefardiyahannya bisa mengalami futur akibat kebosanan dan kejenuhan.
Solusinya lakukan tanwi’ dan talin (variasi/keragaman) dalam metode dan strategi da’wah.

Keutamaan Da’wah Fardiyah menurut Abdul Badi’ Shaqr :


 


Bentuk Da’wah Fardiyah :

  1. Da’wah fardiyah muncul dari individu yang sudah bergabung (intima’) dengan jamaah.
Maksudnya, setiap individu yang ada dalam suatu jamaah dalam kkapasitasnya sebagai da’I, melaksanakan kewajiban berupa interaksi yang intens dengan orang-orang baru, dalam upaya menarik mereka kepada fikrah Islamiyah, dan selanjutnya menarik mereka untuk bergerak bersama jamaah dalam aktivitas amal Islami.

  1. Da’wah fardiyah yang muncul dari individu yang belum bergabung kepada suatu jamaah.
Maksudnya, seorang muslim dengan kapasitasnya sebagai bagian dari ummat melaksanakan kewajiban da’wah ilallah dengan khutbah, ceramah, dll,dengan jalan aktivitas ini tidak mempunyai sanad jama’I (kaitan jamaah) dan organisasi atau tatanan haraki.

Urgensi da’wah fardiyah


Jika Anda ingin merubah seseorang biasa-biasa saja, rubahlah tingkah lakunya. Namun bila Anda ingin merubah orang secara luar biasa, rubahlah pola pikirnya, paradigmanya atau cara pandangnya.

Tahapan Da’wah Fardiyah


  1. Tahap Pertama :
Membina hubungan dan mengenal setiap individu yang hendak didakwahi, memberikan perhatian dan simpati.
Caranya :
-          Bangun persahabatan,  ukhuwah,
-          Buat mad’u merasakan ketulusan perhatian kita kepadanya.
-          Berinteraksilah tanpa menyinggung isu da’wah sampai hati mereka siap menerimanya.Penerimaan mereka berbanding lurus dengan perhatian dan emosi yang kita berikan.

  1. Tahap Kedua :
Membangkitkan iman yang mengendap dalam jiwa dengan arahan yang tersirat seperti mengajak memikirkan hakekat ciptaan-Nya dengan contoh atau perumpamaan - perumpamaan sebiji gandum, seekor lalat yang diciptakan Allah dan tak ada yang mampu menciptakannya selain Dia.
Caranya :
-          Wujudkan ketenangan iman di hati mad’u.
-          Bawalah mad’u merasakan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, sehingga timbul penyadaran dalam diri,
-          Jelaskan urgensi aqidah pada manusia, kemudian …
-          Jelaskan hakekat keimanan.

  1. Tahap Ketiga :
Membantu memperbaiki keadaan dirinya dengan mengenalkan perkara-perkara yang bernuansa ketaatan kepada Allah dan bentuk-bentuk ibadah yang diwajibkan, membantu melatih dan membiasakan diri dalam ketaatan dan kedisiplinan melaksanakan ibadah dan dalam usaha menjauhkan diri dari segala kemaksiatan dan menghiasi dirinya dengan Akhlak Islamiyah.
Caranya :
-          Berikan bacaan-bacaan ringan seputar aqidah, akhlak, ibadah dan kisah orang shaleh
-          Ajaklah untuk menghadiri majelis-majelis ilmu
-          Kenalkan dan dekatkan dirinya pada orang-orang shaleh

  1. Tahap Keempat :
Menjelaskan tentang pengertian ibadah secara syamil, menyeluruh, komprehensif, tidak hanya sebatas masalah shalat, puasa, zakat, dan haji, melainkan seluruh aspek kehidupan dengan Niat yang benar dan mengikuti syariat yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Caranya :
-          Jelaskan akan kekuatan niat yang tulus ikhlas dan ketaatan pada Islam sebagai sarana mendekatkan diri pada Allah.
-          Berikan contoh – contoh ibadah yang bermanfaat bagi diri, keluarga, dan negara serta agama.

  1. Tahap Kelima :
Menjelaskan tentang keberagaman manusia, karena Islam adalah agama jama’I, kolektif integral, sebagai sistem kehidupan, hukum dan perundang-undangan, sistem kenegaraan, jihad dan kesatuan umat.
            Caranya :
-          Jelaskan hubungan seorang muslim dengan muslim lain yang terikat dengan tali aqidah dan harus hidup sepenanggungan dan sependeritaan    
-          Bangkitkan perasaan mad’u untuk ikut bertanggungjawab terhadap Islam dan ummatnya dalam wujud keaktivannya dalam da’wah Islam
-          Jelaskan kondisi umat Islam saat ini
-          Ajaklah mereka untuk memikirkan penegakakan kekhilafahan yang bukan saja tugas ulama saja melainkan tugas seluruh umat Islam.

  1. Tahap Keenam :
Menjelaskan bahwa kewajiban dakwah tidak mungkin ditunaikan secara individu, butuh sebuah jamaah yang memadukan potensi semua individu untuk memperkuat tugas dakwah tersebut.
Caranya :
-          Jelaskan urgensi berjama’ah, atau amal jama’I
-          Memberikan keuntungan /faedah dari berjamaah dibandingkan jika suatu pekerjaan dilakukan sendiri

  1. Tahap Ketujuh :
Menjelaskan tentang kesadaran seorang mad’u terhadap kepentingan sebuah jamaah, membutuhkan argumentasi dan penjelasan yang meyakinkan.
Caranya :
-          Jelaskan aktivitas pergerakan Islam yang membawa panji Islam
-          Gambarkan kondisi jamaah yang ada saat ini


Secara ringkas Tahapan – tahapan da’wah fardiyah meliputi :

    1. Ta’aruf
Adalah upaya memperkenalkan diri dan memahami secara mendalam tentang kondisi mad’u, dari segi kejiwaan, pemikiran, sosial ekonomi, serta suluk/prilaku moral. Hal ini untuk mengetahui mustawa (tingkat kualitas) mad’u sehingga mampu menentukan awal pembinaan dan jenis ‘ilaj (penanganan), caranya :
1.      Menghormati dan memberi kesan kepada mad’u bahwa ia menjadi pusat perhatian, sehingga mad’u terbuka hatinya dan siap memahami apa yang disampaikan murabbi.
2.      Sementara menjauhi pembicaraan seputar masalah da’wah.
3.      Berusaha menggali dan memunculkan sesuatu yang tersembunyi dibalik jiwa mad’u, dalam hal ini butuh kecermatan dan antisipasi.
4.      Mengikuti perkembangan keadaan mad’u, baik keluarga, anak, rumah, pekerjaan, dan di jalan. Dalam suasana suka maupun saat duka.
    1. Taqarrub
Adalah pendekatan kepada mad’u dan melakukan perbincangan singkat untuk mengetahui kurikulum vitae atau data diri mad’u, pendekatan ini dapat ditinjau melalui ;
                                                              i.      Pendekatan internal
Dilakukan secara antar pribadi, menanyakan kesulitan, atau problem yang dihadapi oleh diri mad’u
                                                            ii.      Pendekatan eksternal
Pendekatan yang ditinjau berdasarkan faktor luar dari mad’u misalnya kondisi keluarga, pekerjaan, sekolah, dll
    1. Ikhtiyar
Adalah usaha atau proses meluruskan pemahaman dan membentuk kecenderungan .Dilakukan dengan penuh kesabaran dan tetap istiqamah dalam menghadapi segala rintangan yang menghadang.
Strategi yang dilakukan diantaranya :
1.      Hiwar fardi (perbincangan empat mata) tentang hakikat dan dasar Islam
2.      Pertemuan rutin yang terarah.
3.      Menyuruh membaca buku
4.      Hidup dalam suasana yang Islami
    1. Menyampaikan fikrah
Adalah melakukan perubahan cara pandang dan pemikiran serta melakukan proses pengujian akan kebenaran dan pemahaman serta kejujuran / loyalitas mad’u, sebagai realisasi dari sihatul fahmi dan shidqul wala’ dengan cara mu’ayasyah (bergaul), mushahabah (bersahabat) dan tajribah (mengambil pengalaman).

Metode Da’wah Fardiyah


Untuk mempermudah jalannya da’wah, maka ia harus melalui proses sbb ;
  1. Ta’arif , penyebaran ide Islami – the Spreading of Islamic ideas
  2. Takwin, pembentukan kerja yang terorganisir – the Establishment of organized Islamic work
  3. Tarbiyah, pelatihan moral, spiritual, dan fisik setiap individu dan kelompok – the Moral, Spiritual, and Physical training of individuals and groups.

Dengan demikian, Rasulullah telah membangun kekuatan aqidah, kekuatan persatuan lalu kekuatan fisik. Ketika kekuatan ‘basic’ aqidah tertanam dalam hati mad’u maka ia akan tegar menghadapi musuh dan musibah sebagai cobaan dari Allah serta mampu memukul mundur musuh Islam dengan kekuatan jamaah.

Imam Syahid Hasan Al Banna menyatakan akan pentingnya mempersiapkan individu muslim dalam aqidahnya, rumah tangga dan masyarakat sebagai basis yang kokoh, yang diatasnya ditegakkan pemerintahan Islami, daulah Islamiah lalu khilafah Islamiah dengan izin Allah SWT.

Komunikasi da’wah Rasulullah memiliki karakteristik sbb ;

  1. Ihtimam, memberikan perhatian yang serius kepada mad’u.
  2. Hilm (sabar), Said bin Ali al Qattani mendefinisikan sabar sebagai menahan diri dari gejolak amarah atau suatu kondisi pertengahan antara dua sifat negatif ; marah dan dungu (hina). Jika orang terpancing emosinya tanpa berpikir lagi, maka ia terhina. Berdiam diri ketika dizalimi juga termasuk hina. Sebaliknya jika ia bersikap sabar padahal ia mampu membalasnya jika mau, maka kesabarannya itu bernilai positif. (Al Hikamah fid Da’wah Ilallah Ta’ala, terj.)
  3. Jawami’ul Kalim, mampu menyimpulkan kalimat dalam bentuk singkat dan komprehensif.
  4. Selalu berpegang teguh pada kebenaran dan kejujuran.
Dari Ibnu Mas’ud ra. Rasulullah berkata,“ Wajib atas kalian berbuat jujur (shidq) sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan. Kebaikan akann membawa ke syurga. Seseorang yang terus berlaku jujur dan memeliharanya akan dia tulis (ditetapkan) di sisi Allah sebagai orang jujur.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Tirmudzi)
  1. Pengulangan, hal ini sebagai penegasan atau untuk memperjelas sebuah makna dari pesan, sehingga memberi kesan yang mendalam bagi audiens (mad’u)
“ Adalah Nabi Saw, jika berkata diulanginya sebanyak tiga kali, supaya dipahami.” (HR Bukhari)

Psikologi Da’wah Rasulullah


Sebagai salah satu daya pikat suatu materi saat disampaikan ialah adanya perhatian. Hal ini di contohkan saat Rasulullah berbicara dengan mad’unya yaitu Amru bin al Ash.
“ Rasulullah bila berbicara menghadap kepadaku hingga aku merasa bahwa aku yang terbaik diantara orang – orang.”.
“ Ya Rasulullah, antara saya dan Abu Bakar, siapa yang lebih baik ?” tanya Amru bin al Ash.
“ Abu Bakar,” jawab Rasul.
“Bagaimana jika saya dengan Umar ?”.
“ Umar,”
“ Jika saya dengan Utsman  ?”.
“ Utsman.”
Amru bin al Ash mengatakan : “ Memang apa yang aku tanyyakan kepada beliau benarr adanya. Rasanya aku tak ingin bertanya lagi.”
( Qutuf Minasy Syamail Muhammadiyyah, Muhammad Jamil Zainu, ter.h.42 Risalah Gusti Surabaya.)
Petikan hadits diatas menunjukkan munculnya dampak psikologis pada mad’u apabila sang da’I memberikan perhatian penuh padanya.

Faktor yang mempengaruhi proses psikologis ini diantaranya :
  1. Faktor internal, yaitu ditunjukkan dengan gerakan, dan pengulangan.
  2. Faktor eksternal, yaitu ditunjukkan dengan pemenuhan kebutuhan.

Sebuah pepatah mengatakan :
“ Jika Anda memberikan ilmu dengan hati Anda , maka mereka akan menerimanya dengan hati mereka pula.”
Maka jagalah hati Anda, para da’I, agar tetap bersih dan suci yang diniatkan hanya mencari keridhoan Allah semata.

Tarbiyah Fardiyah


Adalah sebuah proses pembelajaran kepada tiap-tiap individu atau personal yang memberikan perhatian atau pengaruh kepada binaan.
Imam Hasan Al Banna mengatakan :
“ Tarbiyah fardiyah adalah suatu kewajiban untuk bersungguh-sungguh dalam beramal, dengan menempuh proses “Takwin ba’da Tanbih” (pembentukan setelah pengarahan) dan Ta’sis ba’da Tadris” (Pemantapan setelah pengajaran)
Keuntungan Da’wah Fardiyah :

1.      Da’wah Fardiyah dapat dijalankan dalam segala situasi.
2.      Da’wah Fardiyah menciptakan hubungan dan ikatan langsung dengan mad’u.
3.      Da’wah Fardiyah dapat memperkaya pelaku dengan berbagai pengalaman dan sebagai latihan berda’wah
4.      Da’wah Fardiyah mendorong pelakunya agar lebih produktif dan giat membekali diri dengan bekal da’wah agar dapat menunaikan tanggungjawab dengan sebai-baiknya.
5.      Da’wah Fardiyah mendorong pelakunya agar menjadi qudwah ‘teladan’ bagi orang lain..
6.      Da’wah Fardiyah memberikan peluang langsung kepada mad’u untuk meminta penjelasan berbagai masalah dan dapat menghilangkan ganjalan hati sehingga pembentukan pribadinya berlangsung dalam keadaan bersih.
7.      Hasil dari Da’wah Fardiyah dalam waktu yang singkat lebih baik dan berlipat ganda daripada sistem da’wah ammah.


Maraji’
-          Masyhur, Syaikh Musthafa, 7 Tahapan Da’wah Fardiyah, cet. Kedua, April 2001, Al I’tishom Cahaya Ummat
-          Nuh, Drs Sayid Muhammad, Da’wah Fardiyah Pendekatan Personal dalam Da’wah, cet. Kedua, Oktober 2000, Era Intermedia.
-          As- Siisiy, Abbas, Bagaimana Menyentuh Hati kiat-kiat memikat objek dakwah, cet. Keempat, Januari 2001, Era Intermedia.
-          Al – Izzah No. 6 / Th. 1, 30 Juni 2000

Tidak ada komentar